Halaman

Senin, 19 November 2012

Karikatur Koruptor yang Lucu

 



Pada gambar di samping dapat di jelaskan adalah adanya seorang koruptor yang sangat merugikan negara dengan banyaknya harta kekayaan yang di dapatnya entah dari penyimpangan uang pajak negara, uang suap dan lain-lain. Yah, itu lah para koruptor yang sangat pintar mengelabuhi uang negara. Banyak di beritakan di televisi tentang para koruptor dengan harta kekayaan yang di perolehnya mereka dapat berpergian atau kabur ke luar negeri, dengan mereka dapat kabur ke luar negeri mereka merasa sangat aman dari penyelidikan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) para koruptor setidaknya banyak yang memilih kabur dari negara Indonesia dan pindah ke luar negeri di bandingkan untuk tinggal tetap.
Mungkin banyak dari para koruptor musuh utama mereka adalah para KPK, entah berapa banyak koruptor yang kabur membawa uang negara yang pergi ke luar negeri contohnya negara yang sering di datangi oleh para koruptor adalah Singapore, karena negara tersebut sangat nyaman untuk tempat tinggal para koruptor Indonesia, karena mungkin KPK menjadi sulit melacak keberadaan para koruptor di negeri Singapore tersebut, dan banyak pendapat masyarakat bahwa negara Singapore adalah surganya tempat untuk para kalangan bisnis untuk menghabiskan uang, mungkin bagi koruptor menghabiskan Uang korupsi yang di dapatkan dapat menghilangkan jejak harta kekayaan yang di dapatnya,itu lah mungkin dari sekian gambar tersebut para Koruptor memilih ke bandara ( kabur ke luar negeri ) di banding memilih ke KPK.
 Tidak bisa di pungkiri, tindak pidana korupsi di Indonesia merupakan penyakit yang tidak kunjung terobati. Meskipun upaya-upaya pemberantasannya sudah di lakukan dengan berbagai cara, namun pada faktanya korupsi di Indonesia malah semakin menggejala. Yang paling di andalkan adalah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Yah, Korupsi semakin menjadi bagian yang penting untuk di tuntaskan di negara Indonesia, semakin banyak para koruptor yang mulai bermunculan dengan cara yang berbeda-beda dan pada umumnya masyarakat sangat marah terhadap maraknya korupsi di negara tercinta kita ini, tetapi juga sangat banyak yang tidak percaya kepada penegak hukum di negara ini untuk mengatasinya.
Jika kita menyimak berbagai kata yang keluar dari mulut manis sebagaian pejabat yang tersangkut dalam perkara korupsi maka kita akan mudah mendengar kalimat klasik ini, “saya tidak tahu.” Atau kalimat lain, “saya lupa,”  “saya nggak kenal,” “saya tidak berhubungan dengan hal itu atau hal ini.” Padahal publik/masyarakat tidaklah gampang untuk dibodohi. Contoh, mana mungkin seorang menteri tidak tahu tentang proyek besar yang ditangani oleh bawahannya. Bukankah ini sebuah politik yang sangat dibuat-buat oleh koruptor. Bisa jadi sebelum terlilit perkara si atasan terlibat penuh atau sebagian dalam hal-hal itu, lantas setelah perkara menguak apa yang mereka katakana tentang keterlibatan mereka dalam kejadian itu.
Korupsi sama saja secara tujuan dengan mencopet dan mencuri, yakni mengambil sesuatu yang bukan menjadi hak miliknya. Bedanya yang pertama terletak pada subjek pelaku. Korupsi biasanya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi. Tempat kegiatannya melalui kantor, bank, rekening dan hal-hal lain yang merupakan lingkungan orang-orang berpendidikan tinggi. Korupsi biasanya dilakukan dalam jumlah skala uang yang cukup besar. Dan dampak dari korupsi biasanya cukup besar, tidak hanya mencakup kerugian individu, namun juga masyarakat sebuah negara secara menyeluruh.
Korupsi bukanlah hal sepele yang harus selalu mendapat keringanan hanya karena telah menjadi sebuah budaya yang sulit untuk diberantas. Kemiskinan yang melanda Indonesia tidaklah disebabkan oleh kurangnya Indonesia dari ketersediaan sumber daya alam maupun manusia. Kemiskinan yang tak kunjung berakhir tersebut disebabkan budaya korupsi yang telah kembangkan oleh para atasan negeri ini. Disamping kesalahan berbagai kebijakan mengolah negeri. Keberantakan kehidupan pun terjadi, para koruptor hidup kaya raya, sementara rakyat kian miskin dan menderita.

0 komentar:

Posting Komentar

Tolong komentarnya berhubungan dengan artikel yang ada.
Jangan mengarah ke komentar yang berbahasa tidak sopan.
Komentar yang mengarah ke tindakan spam akan terjaring secara otomatis oleh spam filter